Sekilas tentang Iman

Iman itu sistem keyakinan tertutup. Radix fundamentalistik.  Fanatik dan intoleran.

“Lalu bagaimana dengan mereka yang bisa fleksibel Bro AF?” Dia tetap beriman tapi dia juga fleksibel. Tidak kaku gitu”

Tak ada yang begitu. Kalau orangnya fleksibel, berarti dia hanya pura-pura beriman. Gambaran emosi Iman itu, sama dengan saat anda buru-buru melarikan anak anda yang pingsan ke rumah sakit. Anda tak kan peduli apapun sebelum anda sampai di rumah sakit. Bahkan kalau ada yang menghalangi anda, orang itu akan anda tebas.

Orang fleksibel itu orang pragmatis itu. Iman, agama dan label-label lainnya, itu hanya sebagai identitas sosial saja bagi dia. Walaupun dia tidak menyadarinya, karena Iqnya rendah. Tapi secara kepribadian, sikap mental orangnya, fleksibel.

Iman itu tidak rasional. Tak ada logika disitu. Yang ada hanya, luapan perasaan. Makanya iman itu jadi menggetarkan. Kalau sudah pakai rasio, getarannya otomatis akan hilang. Yang ada hanya, ceramah, tanya jawab dan debat tentang iman. Hanya kontruksi logis. Tapi bukan gelora iman sebagai sebuah fakta psikologis.  Feel iman hanya ada dalam perasaan.

Sama dengan orang yang jatuh cinta dan kasmaran. Mana bisa cinta itu toleran. Dimana ada cinta, disitu selalu otomatis ada cemburu. Itu sudah pasangannya. Kalau tidak ada unsur cemburu, berarti cintanya tidak ada. Pura-pura cinta namanya. Cara kerja iman, persis seperti itu.

Comments