Dalam kesadaran Ontologis
Mempertanyakan asal usul sebuah sandal, sama nilainya dengan mempertanyakan asal usul Tuhan. Karena yang dibongkar oleh Ontologi, adalah anasir dibalik segala yang ada dan dibalik segala yang kita pertanyakan. Bukan kemasan luarnya.
Itulah bedanya kajian substansi dengan omong-omong di aras permukaan.
Tapi tuduhan saya, 99% dari anda baru masuk kategori yang kedua. Buktinya, kosa kata anda belum beranjak dari kosa kata Tuhan. Paling tinggi, ya Atheis. Padahal keduanya, masih dalam satu domain yang sama, yaitu label untuk menamai 2 cash yang berbeda. Padahal isinya sama. Tuhan dengan Atheis, isinya adalah angan-angan. Yang pertama angan-angan tentang sebuah Monster Imajiner yang berdiri di pinggir Alam Semesta. Sedang yang kedua, angan-angan tentang bahwa di Luar Alam Semesta, tak ada apa-apa. Tak ada Security Imajiner yang menjaganya.
Jadi keduanya, sama-sama kategori lamunan. Kebetulan, lamunan itu disusun secara sistematis dan konstruktif. Dibangun dengan rumus-rumus logis.
Mempertanyakan asal usul sebuah sandal, sama nilainya dengan mempertanyakan asal usul Tuhan. Karena yang dibongkar oleh Ontologi, adalah anasir dibalik segala yang ada dan dibalik segala yang kita pertanyakan. Bukan kemasan luarnya.
Itulah bedanya kajian substansi dengan omong-omong di aras permukaan.
Tapi tuduhan saya, 99% dari anda baru masuk kategori yang kedua. Buktinya, kosa kata anda belum beranjak dari kosa kata Tuhan. Paling tinggi, ya Atheis. Padahal keduanya, masih dalam satu domain yang sama, yaitu label untuk menamai 2 cash yang berbeda. Padahal isinya sama. Tuhan dengan Atheis, isinya adalah angan-angan. Yang pertama angan-angan tentang sebuah Monster Imajiner yang berdiri di pinggir Alam Semesta. Sedang yang kedua, angan-angan tentang bahwa di Luar Alam Semesta, tak ada apa-apa. Tak ada Security Imajiner yang menjaganya.
Jadi keduanya, sama-sama kategori lamunan. Kebetulan, lamunan itu disusun secara sistematis dan konstruktif. Dibangun dengan rumus-rumus logis.
Comments
Post a Comment