Filsafat Politik Libertarianisme


Dewasa ini, banyak bermunculan filsafat politik baru yang mana berusaha menciptakan kehidupan manusia yang lebih sejahtera dibanding dengan sistem-sistem politik sebelumnya. Filsafat politik kontemporer tersebut mencakup: Politik Utilitarianisme, Politik Persamaan Liberal, Politik Libertarianisme, Politik Marxisme, Politik Komunitarianisme, Politik Feminisme.

Setiap dari filsafat politik tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan. Maka setiap dari filsafat politik tersebut berusaha mencari pengaruh dengan kelebihan dari sistem politiknya. Namun tidak semua dasar dari filsfat politik kontemporer ini  memiliki dasar yang pasti, tetapi memiliki dasar yang kabur.
Maka, pada kesempatan kali ini kami dari kelompok 4 akan membahas salah satu dari  banyak filsafat politik kontemporer tersebut. Kami dari kelompok 4 akan membahas tentang politik libertarianisme yang mencakup politik libertarianisme sebagai keuntungan timbal balik dan politik libertarianisme sebagai kebebasan.


1. Pengertian Politik Libertarianisme
Libertarianisme berasal dari bahasa latin yaitu liber yang berarti bebas. Libertarianisme sendiri adalah klasifikasi filosofi politik yang menjunjung tinggi kebebasan sebagai fokus utama mereka dan sebagai tujuan. Mereka berusaha untuk memaksimalkan otonomi dan kebebasan memilih, menekankan kebebasan politik, asosiasi sukarela dan keutamaan penilaian individu.

Perlu diperhatikan, libertarianisme tidak sama dengan liberal. Libertarianisme lebih menekankan kepada hak pemilikan-diri, yang mana menentang semua yang membatasi dan ikut campur atas hak pemilikan-diri. Sedangkan paham liberal adalah paham yang menekankan kepada kebebasan kelompok, yang mana suatu kelompok memiliki kebebasan dalam menjalankan hak kelompok itu tanpa ada batasan dan cmpur tangan pemerintah. Tapi dalam liberal, hak individu tidak lebih tinggi dibandingkan dengan tujuan kelompok.

Dari penjelasan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa libertarianisme meneknkan kepada hak individu, sedangkan liberal lebih menekankan pada kesejahteraan kelompok. Jadi, dalam libertarianisme seorang yang miskin lebih bahagia dari seorang buruh, karena kehidupan orang miskin tersebut atau hak pemilikan-dirinya tidak dibatasi oleh sesuatu. Sedangkan, dalam paham liberal seorang buruh dikatakan lebih bahagia, karena buruh tersebut mendapatkan hasil dari tersampaikannya tujuan  bersama dalam suatu kelompok walaupun hak pemilikan-dirinya dibatasi.

2. Teori Hak Pemilikan Legal Robert Nozick
Kaum libertarian adalah kaum yang menghubungkan keadilan dengan pasar. Kaum libertarian menghubungkan keadilan dengan pasar dengan menggunakan teori hak pemilikan legal Nozick. Klaim pokok dalam teori Nozick, seperti yang juga terdapat dalam kebanyakan teori libertarian yang lain, adalah sebagai berikut: jika kita menganggap bahwa semua orang memiliki hak legal atas barang-barang yang sekarang dimilikinya, maka distribusi yang adil secara sederhana adalah distribusi yang dihasilkan dari pertukaran bebas di antara orang-orang.

Jadi, semua distribusi yang timbul oleh pemindahan secara bebas dari sebuah situasi yang adil dengan sendirinya adalah adil. Jika pemerintah memajaki pertukaran ini dengan melawan kemauan semua orang, itu tidak adil, bahkan seandainya pajak dipergunakan untuk memberikan kompensasi bagi seseorang yang harus menanggung biaya ekstra karena rintangan alamiah yang tidak semestinya. Satu-satunya perpajakan yang sah adalah mengumpulkan penghasilan demi memelihara latar belakang institusi-institusi yang diperlukan untuk melindungi sistem pertukaran bebas.

Secara lebih tepat ada tiga prinsip utama dalam teori hak-pemilikan legal yang digariskan Robert Nozick.
1. Prinsip transfer
2. Prinsip perolehan awal yang adil
3. Prinsip pembetulan ketidakadilan
Kesimpulan dari teori pemilikan hak legal Nozick adalah bahwa negara minimal yang dibatasi pada fungsi-fungsi yang lebih sempit atas perlindungan terhadap pemaksaan, pencurian, penipuan, dan pelaksanaan kontrak, dan sebagainya, dibenarkan; negara yang lebih luas lagi akan melanggar hak-hak orang yang seharusnya tidak dipaksa melakukan sesuatu, dan tidak dibenarkan (Nozick 1974:ix).

Sebagian kaum libertarian berpendapat bahwa teori hak pemilikan legal Nozick paling baik dipertahankan dengan seruan kepada kebebasan ketimbang kepada persamaan, sementara yang lain mencoba membelanya dengan seruan kepada keuntungan timbal balik.

3. Argumen Pemilikan Diri
Nozrick menyerukan kepda prinsip pemilikan-diri, yang disajikannya sebagai interpretasi atas prinsip memperlakukan orang sebagai ‘tujuan dalam dirinya sendiri’. Jantung teori Nozick, yang dinyatakan dalam kalimat pertama bukunya, adalah bahwa individu mempunyai hak, dan ada hal-hal yang tidak seorang individu atau kelompok dapat mencampuri (tanpa melanggar hak-haknya)’(1974:ix).

Kita dapat merangkum argumen Nozick dalam dua klaim:
1. Redistribusi Rawsian tidak sesuai dengan mengakui orang sebagai pemilik dirinya sendiri.
2. Mengakui orang sebagai pemilik dirinya sendiri adalah penting untuk memperlakukan orang secara sama.

Konsepsi Nozick tentang persamaan dimulai dengan hak atas diri sendiri, namun ia percaya bahwa hak-hak ini memngandung implikasi untuk hak-hak kita atas sumber daya eksternal, implikasi yang bertentangan dengan redistribusi liberal.

4. Pemillikan-diri dan pemilikan properti
Nozick mengklaim bahwa pertukaran pasar melibatkan pelaksanaan kekuasaan individu-individu, dan karena individu-individu memiliki kekuasaannya sendiri, mereka juga memiliki apapun yang dihasilkan dari pelaksanaan kekuasaan itu dalam pertukaran pasar. Jadi, menurut Nozick bahwasanya pemilikan individu menghasilkan pemilikan properti.

Namun itu terlalu cepat, pertukaran pasar mekibatkan lebih dari sekedar pelaksanaan kekuasaan yang dimiliki sendiri. Pertukaran pasar juga melibatkan hak-hak legal atas suatu benda, atas barang-barang eksternal, dan hal-hal ini tidak hanya diciptakan tanpa melibatkan apapun diluar kekuasaan-kekuasaan yang kita miliki sendiri.

Nozick sendiri mengakuinya, dalam teorinya, hak legal saya atas barang-barang eksternal seperti tanah muncul dari kenyataan bahwa orang lain telah mentransfer hak legal itu kepada saya sesuai dengan prinsip transfer. Namun premulaan dari transfer bukanlah ketika tanah diciptakan, namun lebih ketika tanah pertama kali diambil oleh seorang individu sebagai harta privatnya.

5. Awal perolehan
Tanggapan nozick terhadap masalah ini adalah yang terbaik. Penggunaan paksaan menyebabkan perolehan tidak sah, jadi hak pemilikan legal sekarang ini tidak sah (1074: 230-1). Maka mereka yang pada saat ini menguasai sumberdaya yang langka tidak berhak mencabut akses orang lain pada sumberdaya alam yang langka itu, kita tidak tahu dari siapas sumberdaya itu telah diambil secara tidak sah.

Penjelasan tersebut menunjukan kepemilikan yang tidak sah secara moral. Untuk menunjukan kepemilikan yang sah secara moral, John Locke memiliki jawaban, adalah bahwa secara legal berhak mengambil sebagian alam eksternal jika kita mewariskan ‘jumlah yang diperlukan dan seecara layak’ bagi yang lain.

Adapun pendapat Nozick tentang perolehan awal yang fair dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Orang memiliki dirinya sendiri
2. Alam semesta tidak ada yang memiliki
3. Anda dapat memperoleh hak-hak absolut atas bagian dari alam yang tidak sebanding,jika anda tidak memperburuk kondisi orang lain,
4. Justru relatif mudah memperoleh hak-hak absolut atas bagian dari alam yang tidak sebanding. Karena itu:
5. Jika orang telah mengambil properti privat, pasar bebas dalam modal dan tenaga kerja secara moral dibutuhkan.

Pada interpretasi Nozick yang ketiga, penilaiannya tentang apa yang dimaksud memperburuk keadaan memiliki dua ciri yang relevan: a. Mendefinisikan kerugian dalam kaitannya denga kesejahteraan material; b. Mendefinisikan penggunaan milik bersama sebelum pengambilan sebagian ukuran perbandingan.

Kesejahteraan material. Alasan mengapa Nozick menekankan pemilikan-diri, sebagaimana yang sudah kita lihat, adalah bahwa kita adalah individu-individu yang terpisah, masing-masing dengan kehidupan sendiri.

Membatasi pilihan secara sembarang.Ketentuan Nozick mengatakan bahwa tindakan pengambilan tidak boleh membuat orang lain lebih buruk sebagaimana sebelumnya ketika tanah masih dipergunakan untuk kepentingan umum.

Awal kepemilikan atas alam. Ada masalah lain berkenaan dengan ketentuan Nozick yang menghalangi langkah dari pemilikan diri ke kapitalisme tanpa batas. Jika alam dimiliki bersama-sama akan menegasikan implikasi pemilikan-diri yang tidak egalitarian. Kita tidak menolak pemilikan-diri, tapi kita menolak karena kita pemilik bersama atas alam eksternal.

6. Pemilikan-diri dan persamaan
Prinsip pemilikan-diri dengan dendirinya tidak menyebabkan timbulnya pembelaaan moral atas kapitalisme, karena seorang pemilik modal memerlukan tidak hanya pemilikan atas dirinya sendiri, tetapi juga pemilikan atas sumberdaya.

Kita dapat menduga bahwa ia akan lebih menyukai regim yang membiarkan hak-hak properti yang sejauh mungkin tak terbatas. Tiga argumen yang mungkin diberikan adalah argumen yang dikembangkan dari aspek-aspek tentang, gagasan pemilikan-diri, karena gagasan tersebut dengan sendirinya tidak mencukupi untuk mengidentifikasi distribusi yang adil. Argumen pertama menyangkut persetujuan, yang kedua menyangkut gagasan tentang penentuan nasib sendiri, yang ketiga menyangkut martabat.

Pertama, Nozick mungkin mengatakan bahwa pilihan tentang regim ekonomi hendaknya diputuskan, jika mungkin, melalui persetujuan orang melalui dirinya sendiri.

Kedua, Nozick mungkin mengklaim bahwa asumsi-asumsi yang membawa pada hasil-hasil liberal, meskipun secara formal sesuai dengan pemilikan diri, dalam kenyataannya merusak nilai pemilikan diri.

7. Libertarianisme sebagai keuntungan timbal-balik
Libertarianisme tidak layak dipandang sebagai teori untuk memperlakukan orang secara sama. Lalu, teori ini memiliki dua kemungkinan utama: dalam bagian ini, libertarianisme sebagai terori tentang keuntungan mutual; dan libertarianisme sebagai teori tentang kemerdekaan.

Teori-teori libertarianisme keuntungan mutual seringkali disajikan dalam pengertian kontraktarian. Ini bisa membingungkan, karena teori-teori egalitarian liberal juga disajikan dalam pengertian kontraktarian, dan penggunaan bersama atas perlengkapan kontrak dapat mengkaburkan perbedaan-pebedaanya yang fundamental.

Karena orang tidak memiliki status moral yang melekat apakah orang memiliki hak kontrak yang tak terkekang atas bakat-bakat dan pemilikannya tergantung pada apakah orang memiliki kekuasaan mempertahankan bakat-bakat danpemilikannya terhadap pakasaan orang lain. Kaum libertarian keuntungan mutual mengklaim semua orang sungguh-sungguh memiliki kekuasaan ini.

Tetapi ini tidak realistik. Banyak orang tidak memiliki kekuasaan untuk mempertahankan dirinya sendiri, sehingga tidak dapat mengklaim hak pemilikan-diri dengan dasar keuntungan mutual. Keuntungan mutual, karena itu, menempatkan pemilikan-diri individu dibawah kekuasaan pihak lain.

Sebagian orang akan memiliki kemampuan untuk memaksa yang lain, melanggar pemilikan-diri mereka, dan sebagian orang akan memiliki kemampuan untuk mengambil properti orang lain, melanggar pemilikan properti mereka. Keuntungan mutual , karena itu hanya memberikan pembelaan yang sangat terbatas pada hak-hak atas properti, dan pembelaan tak penting yang benar-benar diberikannya bukanlah suatu pembelaan moral yang jelas.

8. Libertarianisme sebagai kebebasan
Sebagian orang berpendapat bahwa libertarianisme bukanlah teori persamaan atau keuntungan mutual. Namun, seperti terlihat dalam namanya, ini adalah teori tentang kebebasan. Menurut pandangan ini, persamaan dan kebebasan menandingi kesetiaan moral kita, dan apa yang menentukan libertarianisme justru pengakuannya akan kebebasan sebagai landasan premis moral, dan penolakannya mengkompromikan kebebasan dengan persamaan.

Kaum libertarian yang lain mengatakan bahwa libertarianisme didasarkan pada prinsip kebebasan. Yang dimaksud dengan kebebasan adalah sebagai berikut:
1. Pasar yang tanpa batas melibatkan kemerdakaan yang lebih besar.
2. Kemerdekaan adalah nilai fundamental.
3. Karena itu, pasar bebas secara moral dibutuhkan. 

Nilai kebebasan
I. Kebebasan teolologis
prinsip pertama kebebasan mengatakan bahwa kita hendaknya mengarahkan pada usaha memaksimalkan jumlah kemerdekaan dalam masyarakat. Ini merupakan cara kaum utilitarian teleologis berargumen untuk memaksimalkan utiliti.

Dalam hal prinsip kebebasan teologis, tujuannya adalah bukanlah untuk menghormati orang, pada siapa kebebasan terttentu diperlakukan atau diinginkan, melainkan untuk menghormati kebebasan, dengan apa orang-orang tertentu mungkin menjadi kontributor yang bermanfaat. Namun, libertarianisme pertama-tama adalah menghormati orang, dan baru menghormati kebebasan sebagai salah satu komponen untuk menghormati orang.

Jadi, kaum libertarianisme tidak mendukung pemaksimalan kemerdekaan dalam masyarakat.

II. Kebebasan netral
Prinsip kebebasan mengatakan bahwa tiap-tiap orang memiliki hak kegal pda kebebasan yang paling luas sesuai dengan kebebasan serupa bagi semua orang. Pekerjaan ini bekerja dalam kerangka umum teori egalitarian dengan nama persamaan kebebasan terbesar.

Kaum libertarian seringkali mempertahankan kebebasan yang diinginkannya hanya dengan mengabaikan hilangnya kemerdekaan netral yang terdapat dalam kebijaksanaan libertarian, atau dengan memohon lriteria ad hoc untuk mendukung satu kumpullan kebebasab daripada kumpulan kebebasan yang lain.

III. Kebebasan bertujuan
Kebebasan yang paling kita hargai tampaknya tidak melibatkan kemerdekaan netral yang terbesar. Tindakan yang jelas diambil, bagi pendukung prinsip persamaan kebebasan yang terbesar, adalah dengan mengadopsi definisi kebebasan ‘bertujuan’.

Definisi kemerdekan bertujuan mensyaratkan sejumlah standar untuk menilai pentingnya kebebasan, dalam rangka mengukur jumlah kemerdekaan yang dicakupnya. Ada dua standar dasar-standar ‘subyektif’ mengatakan nilai kebebasan khusus tergantung pada seberapa banyak seorang individu menginginkannya; yang kedua standar ‘obyektif’ mengatakan bawa kebebasan tertentu penting terlepas dari apakah seseorang menginginkannya atau tidak.

9. Kemerdekaan dan kapitalisme
Banyak kaum libertarian mempertahankan hak-hak properti berdasarkan prinsip kebebasan. Tiga kemungkinan definisi kebebasan tersebut adalah: definisi Lockean tidak akan berhasil karena ini berpra-anggapan pada teori tentang hak. Definisi netral tidak akan berhasil, karena pengukuran kuantitatif atas kemerdekaan netral membawa pada hasil-hasil yang tidak masuk akal dan tidak menentukan. Definisi bertujuan hanya mengaburkan dasar sebenarnya tentang penilaian kita terhadap nilai kebebasan.

Kaum libertarian seringkali menyamakan kapitalisme dengan ketiadaan pembatasan pada kemerdekaan. Untuk mempertahankan bahwa pasar bebas meningkatkan kemerdekaan, didefinisikan secara moral, kaum libertarian harus membuktikan bahwa orang memiliki hak atas properti. Jika orang memiliki hak itu, maka menghormati pasar bebas akan meningkatkan kemerdekaan, dan mencegah yang lain dari menggunakan properti seseorang tidak akan dianggap sebagai merugikan kemerdekaannya.

Kesimpulan
Libertarianisme adalah suatu filsafat politik yang menekankan kepada kebebasan individu atau hak pemilikan-diri diatas tingkat kebebasan. Kaum libertarian lebih menganggap seorang yang miskin lebih bahagia karena tidak tertekan dibanding seoran buruh yang tercukupi tetapi hak pemilikan dirinya dibatasi.

Libertarianisme tidak sesuai dengan prinsip keuntungan mutual, kerena libertarianisme tidak menetapkan keuntungan yang mutual, tapi menetapkan terjaminnya hak pemilikan-diri.

Libertarianisme tidak sesuai dengan stupun dari ketiga definisi kebebasan yang mana ditetapkn oleh ahli kebebasan yang mendukung pandangan bahwa libertarianisme meningkatkan kemerdekaan.

Comments